Rabu, 19 Desember 2012

Kita Manusia

kita itu,
seonggok daging yg membalut tulang.
kita itu,
setumpuk kertas putih yg akan dipenuhi noda hitam.
kita itu,
sekumpulan energi yg memenuhi kehampaan.
 
kita, aku, kamu dan semua sama.
tiada beda, karena kita benar-benar serupa.
sebagai manusia yg terlahir tanpa apapun ke dunia.
begitu suci dan bersih tanpa noda.

ketika beranjak dewasa kita pun sadar,
kita sama namun berbeda.
kita berbeda namun serupa.
kita serupa namun tak sama.

kita pun tahu,
dunia ini bukan hitam putih yg membosankan.
namun dunia ini pun bukan panggung sandiwara yg menyenangkan.
dunia ini pun bukan tujuan akhir dari sebuah perjalanan panjang.
namun bukan pula suatu tempat yg hina tuk diperjuangkan.

kita itu,,
melihat,
mendengar,
merasa,
dan berlari kan?

namun...

apa artinya mempunyai mata namun buta,
lalu apa artinya mempunyai telinga namun tuli,
apa artinya mempunyai kaki namun tak berlari.
dan apa artiny punya hati namun tak merasa.

kecacatan kita bukan sesuatu yg nyata,
atau ketiadaan yg tertangkap oleh panca indra.

kita itu,
mata, buta melihat kebaikan.
telinga, tuli mendengar kebajikan.
kaki, tak berlari karena tak tahu arah tujuan.
hati, tak merasa karena tertutupi oleh kesalahan-kesalahan.

mari kita bertanya....
akankah kita biarkan?
larut dalam kepasrahan?
dan terdiam menanti kematian?
tanpa tahu arah tujuan?